Tugas Teknik tegangan Tinggi Pak Agus Kiswantono Pembangkit Transmisi DC
Nama : Febri Dwi Purwanto
Nim : 14041002
kelas : A
Semester : VI
Univeristas Bhayangkara
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Pengertian Sistem Tenaga Listrik Secara umum sistem tenaga listrik terdiri dari :
- Pusat Pembangkit Listrik (Power Plant)
Yaitu
tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan, dimana terdapat turbin
sebagai penggerak mula (Prime Mover) dan generator yang membangkitkan
listrik. Biasanya dipusat pembangkit listrik juga terdapat gardu induk.
Peralatan utama pada gardu induk antara lain : transformer, yang
berfungsi untuk menaikan tegangan generator (11,5 kV) menjadi tegangan
transmisi /tegangan tinggi (150kV) dan juga peralatan pengaman dan
pengatur. Jenis pusat pembangkit yang umum antara lain PLTA (pembangkit
Listrik Tenaga Air), PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pusat
Listrik Tenaga Gas), PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir).
- Transmisi Tenaga Listrik
Merupakan
proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik
(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation
distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna
listrik.
- Sistem Distribusi
- Merupakan subsistem tersendiri yang terdiri dari : Pusat Pengatur (Distribution Control Center, DCC), saluran tegangan menengah (6kV dan 20kV, yang juga biasa disebut tegangan distribusi primer) yang merupakan saluran udara atau kabel tanah, gardu distribusi tegangan menengah yang terdiri dari panel-panel pengatur tegangan menengah dan trafo sampai dengan panel-panel distribusi tegangan rendah (380V, 220V) yang menghasilkan tegangan kerja/ tegangan jala-jala untuk industri dan konsumen.Tenaga listrik dibangkitkan pada dalam pusat-pusat pembangkit listrik (power plant) seperti PLTA, PLTU, PLTG, dan PLTD lalu disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator step-up yang ada dipusat listrik. Saluran transmisi tegangan tinggi mempunyai tegangan 70kV, 150kV, atau 500kV. Khusus untuk tegangan 500kV dalam praktek saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi. Setelah tenaga listrik disalurkan, maka sampailah tegangan listrik ke gardu induk (G1), lalu diturunkan tegangannya menggunakan transformator step-down menjadi tegangan menengah yang juga disebut sebagai tegangan distribusi primer. Kecenderungan saat ini menunjukan bahwa tegangan distribusi primer PLN yang berkembang adalah tegangan 20kV. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer atau jaringan Tegangan Menengah (JTM), maka tenaga listrik kemudian diturunkan lagi tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah, yaitu tegangan 380/220 volt, lalu disalurkan melalui jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) PLN. Pelangganpelanggan dengan daya tersambung besar tidak dapat dihubungkan pada Jaringan Tegangan Rendah, melainkan dihubungkan langsung pada jaringan tegangan Transmission of Electrical Energy 3 menengah, bahkan ada pula pelanggan yang terhubung pada jaringan transmisi, tergantung dari besarnya daya tersambung.Setelah melalui jaringan Tegangan menengah, jaringan tegangan rendah dan sambungan Rumah (SR), maka tenaga listrik selanjutnya melalui alat pembatas daya dan kWh meter. Rekening listrik pelanggan tergantung pada besarnya daya tersambung serta pemakaian kWh nya. Setelah melalui kWh meter, tenaga listrik lalu memasuki instalasi rumah,yaitu instalasi milik pelanggan. Instalasi PLN umumnya hanya sampai pada kWh meter, sesudah kWh meter instalasi listrik umumnya adalah instalasi milik pelanggan. Dalam instalasi pelanggan, tenaga listrik langsung masuk ke alat-alat listrik milik pelanggan seperti lampu, kulkas, televisi, dam lain-lain. Pada makalah ini hanya akan dibahas pada bagian sistem transmisi tenaga listrik
- Rumusan Masalah
- Bagaimana pengertian Sistem Tenaga Listrik Secara Umum ?
- Bagaimana Saluran Trasnmisi berdasarkan arus Listrik ?
- Bagaimana definisi Sistem pembangkit Arus Searah (DC) ?
C. Tujuan Masalah
- Untuk Mengetahui pengertian Sistem tenaga Listrik Secara Umum
- Untuk mengetahui saluran Transmisi Berdasarkan Arus Listrik
- Untuk mengetahui definisi sistem pembangkit tenaga listrik
BAB
II
PEMBAHASAN
Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga
listrik dari tempat pembangkit tenaga
listrik ( Power Plant ) hingga substation distribution sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer
pengguna listrik melalui suatu bahan
konduktor.
Single-Line
Diagram of a generation, Transmission, and distribution system
Gambar
2 Diagram Blok Umum Sistem Tenaga Listrik
Gambar diatas menunjukkan blok diagram dasar dari sistem
transmisi dan distribusi tenaga listrik.
Yang terdiri dari dua stasiun pembangkit ( generating station ) G1 dan G2, beberapa
substation yaitu hubungan antar
substation ( interconnecting substation)
dan untuk bagian komersial perumahan ( commercial residential ), dan
industrial loads. Transmisiberada pada
bagian yang diberi arsir tebal. Fungsi
dari bagian transmission substation menyediakan servis untuk merubah dalam
menaikan dan menurunkan tegangan pada
saluran tegangan yang ditransmisikan serta meliputi regulasi tegangan. Standarisasi range tega
ngan internasional yaitu 345 kV hingga 765 kV untuk Saluran tegangan Ekstra
Tinggi dan 115 kV hingga 230 kV untuk saluran
tegangan Tinggi. Standarisasi tegangan Transmisi listrik di Indonesia
adalah 500 kV untuk Saluran ekstra Tinggi dan 150 kV untuk saluran Tegangan tinggi
B. Saluran Transmisi Berdasarkan Arus Listrik
Dalam dunia kelistrikan, dikenal
dua kategori arus listrik, yaitu arus bolak-balik (Alternating Current/AC) dan
arus searah (Direct Current/DC). Oleh karena itu , berdasarkan jenis arus
listrik yang mengalir di saluran transmisi, maka saluran transmisi terdiri
dari:
1. saluran transmisi AC; didalam
system AC, penaikan dan penurunan tegangannya sangat mudah dilakukan dengan
bantuan transformator dan juga memiliki 2 sistem, sistem fasa tunggal dan
sistem fasa tiga sehingga saluran transmisi AC memiliki keuntungan lainnya,
antara lain:
a. daya yang disalurkan lebih besar
b. nilai sesaat (instantaneous value)nya
konstan, dan
c. mempunyai medan magnet putar
selain
keuntungan-keuntungan yang disebutkan diatas, saluran transmisi AC juga memilik
kerugian, yaitu: tidak stabil, isolasi yang rumit dan mahal (mahal disini dalam
artian untuk menyediakan suatu isolasi yang memang aman dan kuat).
2. saluran transmisi DC;
dalam saluran transmisi DC, daya guna atau efesiensinya tinggi karena mempunyai
factor daya = 1, tidak memiliki masalah terhadap stabilitas terhadap system,
sehingga dimungkinkan untuk penyaluran jarak jauh dan memiliki isolasi yang
lebih sederhana.
Berhubungan
dengan keuntungan dan kerugiannya, dewasa ini saluran transmisi di dunia
sebagian besar menggunakan saluran transmisi AC. Saluran transmisi DC baru
dapat dianggap ekonomis jika jarak saluran udaranya antara 400km sampai 600km,
atau untuk saluran bawah tanah dengan panjang 50km. hal itu disebabkan karena
biaya peralatan pengubah dari AC ke DC dan sebaliknya (converter & inverter)
masih sangat mahal, sehingga dari segi ekonomisnya saluran AC akan tetap
menjadi primadona dari saluran transmisi.
Pembangkit tegangan tinggi DC umumnya banyak digunakan dalam fisika terapan
seperti instrumen dalam bidang nuklir (akselerator, mikroskop elektron),
peralatan elektromedik (x-ray), peralatan industri (presipitat dan penyaringan
gas buang di pembangkit listrik, industri semen, pengecatan elektrostatik dan
pelapisan serbuk) atau eletronika komunikasi (televisi). Kebutuhan bentuk
tegangan, tingkat
tegangan dan besar arus serta kestabilan dari pembangkit
tegangan tinggi tersebut akan berbeda satu aplikasi dengan lainnya. Salah satu
prinsip untuk membangkitkan tegangan tinggi menggunakan n-tingkat sirkuit
bertingkat satu fasa Cockcroft –Walton atau Greinacher.
Prinsip ini digambarkan pada gambar di bawah ini.
Dari rangkaian diatas, tegangan pada titik 1’, 2’ sampai titik ke-n’
terjadi osilasi dari tegangan V(t). Tegangan pada titik 1’, 2’ sampai titik
ke-n’ tetap konstan terhadap ground. Tegangan yang melintas seluruh
kapasitor merupakan sinyal DC dengan besar tegangannya 2Vmax untuk setiap
tingkatan kapasitor, kecuali pada kapasitor C’n yang maksimumnya hanya Vmax.
Tegangan pada penyearah D1, D’1 sampai D’n sebesar 2Vmax atau dua kali puncak
tegangan AC dan keluaran HV akan mencapai maksimum 2nVmax.
Jumlah tingkat pada rangkaian ini sangat terbatas pada arus yang akan
melewati beban. Prinsip lainnya pelipat tegangan menggunakan tranformator.
Penggunaan transformator sebagai pelipat teganganpun dapat dilakukan secara
bertingkat. Prinsip ini digambarkan pada gambar di bawah ini :
Pada setiap
tingkat, transformator memiliki low voltage pada lilitan
primernya (1) dan high voltage pada lilitan sekundernya (2)
dan low voltage pada lilitan tersiernya (3) yang terhubung
dengan lilitan primer pada tingkat berikutnya. Para rangkaan ini, transformator
terendah harus mencatu energi ke transformator ditingkat berikutnya. Pada
Gambar 3b ditunjukkan skematik rangkaian didalam flyback
transformator yang menggunakan prinsip rangkaian induktor seperti yang
ditunjukkan pada pada rangkaian transformator bertingkat pada Gambar 2a.
.a. PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI DC
Adapun diagram blok untuk pembangkit tegangan tinggi DC untuksistem electrospinning pada
gambar di bawah ini :
a PEMELIHARAAN
PERALATAN LISTRIK TEGANGAN TINGGI
Pemeliharaan
peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses
kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang
menyebabkan kerusakan.
Tujuan
pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin
kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain :
a.
Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency.
b.
Untuk memperpanjang umur peralatan.
c.
Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan.
d.
Meningkatkan Safety peralatan.
e.
Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.
peralatan akan
sangat mahal bila isolasinya sangat bagus, dari demikian isolasi merupakan
bagian yang terpenting dan sangat menentukan umur dari peralatan.
Untuk itu kita
harus memperhatikan / memelihara sistem isolasi sebaik mungkin, baik terhadap
isolasinya maupun penyebab kerusakan isolasi. Dalam pemeliharaan peralatan
listrik tegangan tinggi kita membedakan antara pemeriksaan / monitoring
(melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam keadaan operasi dan
memelihara (kalibrasi / pengujian, koreksi / resetting serta
memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan padam.
Persoalan-persoalan
dalam teknik tegangan tinggi merupakan persoalan yang menyangkut segala hal yang
ditimbulkan oleh adanya tegangan tinggi atau oleh adanya perubahan dari
tegangan yang relatif rendah ke tegangan tinggi dan persoalan-persoalan teknis
yang timbul karena adanya tegangan tinggi tersebut.Persoalannya cukup luas
sehingga kadang-kadang sukar diketahui batasnya dimana persoalan transmisi
berhenti dan persoalan teknik tegangan tinggi mulai atau sebaliknya. Karena
luasnya persoalan tegangan tinggi ini maka persoalan dibatasi pada hal-hal
sebagai berikut :
Medan Listrik
dan kekuatan listrik, dengan semakin tingginya tegangan yang dipakai, maka
bahan isolasi semakin sulit untuk dibuat, isolasi dapat tembus dan membuat
peralatan rusak atau harus diperbaiki. Medan listrik E perlu diperhatikan
karena akibat medan listrik E ini partikel media isolasi mendapat energi ekstra
(kinetic energy) dan kalau energi ini cukup besar maka bahan isolasi menjadi
rusak dan menghantarkan arus listrik. Kekuatan listrik suatu bahan bisa
dianggap sebagai batas dimana bahan bila dikenai tegangan yang lebih dari itu
akan rusak. Kelihatannya ini tidak menimbulkan masalah tetapi kekuatan listrik
ini untuk tegangan tinggi dipengaruhi oleh tekanan, suhu, kuat medan, bentuk
tegangan, adanya ketidak murnian dalam isolasi (impuirities), gelembung udara
dan lain-lain faktor, untuk mengetahui parameter atau faktor-faktor inilah kita
perlu mempelajari bagaimana proses breakdown atau tembus suatu media isolasi.
Untuk mentest
peralatan tegangan tinggi diperlukan peralatan-peralatan dan teknik yang
khusus.Perlu dipelajari bagaimana mensimulasikan keadaan yang sebenarnya,
misalnya akibat petir atau tegangan surja hubung (switching surge).Pengujian
tegangan tinggi meliputi tegangan AC, DC dan impulse yaitu untuk surja hubung
dan petir.
Masalah yang
lain adalah koordinasi isolasi. Tegangan lebih tidak dapat dihindarkan untuk
ini perlu ada pengaman-pengaman dan juga koordinasi peralatan (isolasi)
sehingga peralatan yang ada tidak rusak akibat pulsa-pulsa tegangan lebih
(impuls).
Timbul juga
gangguan-gangguan pada keadaan di sekitar transmisi tegangan tinggi misalnya
gangguan radio (radio interference) dan suara yang berisik.
Desain dari peralatan-peralatan tegangan tinggi
harus diperhatikan agar tidak terjadi medan listrik yang terlalu besar sehingga
media isolasi tidak sanggup untuk menahannya, Instrumentasi
atau alat ukur.
Ini juga dapat membuat masalah tersendiri karena harus cukup aman dan cukup
cermat.
a Kelebihan Transmisi Arus Searah ( DC) dibandingkan Transmisi Arus
Bolak-balik AC
Saat ini sebagian besar transmisi
listrik menggunakan arus bolak balik. Kemudahan transformasi (menaikkan dan
menurunkan) tegangan menjadikan arus bolak balik lebih banyak digunakan. Untuk
mengurangi losses dalam transmisi listrik maka arus harus dikurangi, sehingga
tegangan harus dinaikkan. Penggunaan transformator untuk menaikkan dan
menurunkan tegangan ini dapat dilakukan setiap kali diperlukan. Listrik yang
dikirimkan kerumah kita juga jadinya dalam format bolak balik.Tapi itulah
satu-satunya kelebihan dari dari Arus Bolak Balik dibanding Arus Searah. Selain
itu, transmisi arus DC memiliki banyak kelebihan dibandingkan Transmisi AC
yaitu:
1. Reaktansi DC
tidak menimbulkan adanya reaktansi di saluran transmisi, hal ini menyebabkan
saluran transmisi mampu menghantarkan daya aktif yang lebih besar karena hanya
daya aktif saja yang dihantarkan dan tidak ada daya reaktif. Hal tersebut
juga berdampak pada efisiensi penghantaran daya dari pembangkitan ke
pemanfaatan. Tidak adanya reaktansi juga dapat menurunkan jatuh tegangan di
line transmisi.
2. Resistansi Transmisi
DC memiliki resistansi yang lebih rendah dibanding sistem AC, sehingga susutnya
akan lebih rendah. Sistem AC memiliki yang disebut "skin effect"
karena adanya frekuensi 50 atau 60Hz yang menyebabkan tingginya resistansi di
line.
3. Daya Pada
sistem DC, daya hanya yang komponen realnya saja, sehingga operator grid tidak
perlu mengkhawatirkan kecukupan daya reaktif untuk memenuhi kestabilan sistem.
Selain itu, sebagaimana disebutkan diatas, absennya daya reaktif pada sistem DC
menyebabkan kemampuan hantar daya aktif saluran transmisi menjadi lebih besar.
4. Frekuensi Pada
sistem DC, frekuensinya menjadi 0, sehingga tidak ada variasi frekuensi yang
harus dimonitor. Koneksi generator DC ke grid transmisi tidak akan memerlukan
prosedur sinkronisasi. Permasalahan stabilitas saat transient juga tidak muncul
lagi. Yang paling penting adalah radiasi elektromagnetik dan interference tidak
menjadi masalah.
5. Susceptance
Dalam sistem DC tidak ada susceptance sehingga tidak ada efek
charging dan over voltage pada sistem. Hal ini juga berakibat pada kemampuan
penyaluran transmisi yang lebih tinggi.
6. Analysis
Analisis sistem AC menggunakan bilangan kompleks sehingga
lebih menyulitkan. Sistem DC tidak menggunakan bilangan kompleks.
b Dasar-dasar Pengujian Tegangan
Tinggi
Pengujian
pada peralatan tegangan tinggi dapat bersifat merusak (destructive) maupun
tidak merusak (non destructive).Pengujian yang sifatnya merusak, misalnya,
pengukuran tahanan isolasi, pengukuran faktor daya dielektrik (dielectric power
factor), pengukuran korona, dan sebagainya.berikut dalah
jenis-jenis pengujiannya :
Ø Pengujian
ketahanan (withstand test) : tegangan tertentu diterapkan selama waktu yang
ditentukan, bila tidak terjadi lompatan (spark over), maka pengujian memuaskan.
Ø Pengujian
pelepasan (discharge test) : tegangan dinaikkan sehingga terjadi pelepasan pada
benda yang diuji. Pengujian dilakukan dalam suasana kering dan suasana basah.
Ø Pengujian
kegagalan (breakdown test) : tegangan dinaikkan sampai terjadi kegagalan pada
benda uji.
PENGUJIAN TEGANGAN
TINGGI
Pengujian tegangan tinggi bertujuan untuk
meneliti sifat-sifat listrik dielektrik menyangkut kualitas sistem isolasi
peralatan tenaga, yaitu memeriksa kualitas peralatan sebelum terpasang ataupun
setelah operasi, untuk menghindarkan kerugian bagi pemakai peralatan dan
mengurangi kerugian semasa pemeliharaannya. Kualitas isolasi berperan pentung
dalam menentukan mutu suatu peralatan listrik, terutama dalam bidang penyaluran
transmisi dan distribusi tenaga. Di antara peralatan tenaga tersebut adalah
kabel dan panel switchgear. Kabel merupakan materi inti dalam transmisi dan
distribusi. Sedangkan switchgear memainkan peranan penting pada gardu-gardu
induk sebagai media gabungan penyalur daya sekaligus pengaman sistem tenaga.
Karena itu, dibutuhkan kualitas sistem isolasi yang baik pada kedua peralatan
tenaga tersebut untuk mendukung stabilitas sistem. Maka dibutuhkan
pengujian-pengujian tegangan tinggi yang dapat menentukan kualitas sistem
isolasi peralatan-peralatan tenaga listrik, sehingga dapat diperoleh rancangan
yang memiliki ketahanan tinggi, yaitu dengan pengujian tegangan tinggi impuls
maupun pengujian tan δ.
Tujuan
Pengujian tegangan tinggi dimaksudkan untuk :
a. Menemukan bahan (di dalam atau
yang menjadi komponen suatu alat tegangan tinggi) yang kwalitasnya tidak baik atau yang cara
membuatnya salah.
b. Memberikan jaminan bahwa
alat-alat listrik dapat dipakai pada tegangan normalnya untuk waktu yang tak
terbatas.
c. Memberikan jaminan bahwa
isolasi alat-alat listrik dapat tahan terhadap tegangan lebih (yang didapati
dalam praktek operasi sehari-hari) untuk waktu terbatas.
PENGUJIAN TEGANGAN TINGGI
Dikelompokkan kedalam :
a. Pengujian
sifat-sifat dielektrik temuan baru.
b. Pengujian
untuk memeriksa kualitas isolasi peralatan listrik.
c. Mengetahui
ketahanan isolasi peralatan dalam memikul tegangan lebih yang terjadi
JENIS-JENIS PENGUJIAN
Pengujian tidak
merusak meliputi :
• Pengukuran tahanan isolasi
• Pengukuran faktor rugi-rugi dielektrik
• Pengukuran korona
• Pengukuran konduktivitas
• Pemetaan medan elektrik, dsb
Pengujian bersifat merusak meliputi :
• Pengujian ketahanan (Withstand Test)
• Pengujian Peluahan (Discharge Test)
• Pengujian Kegagalan (Breakdown Test)
·
Pengujian ketahanan (Withstand
Test) : tegangan diberikan pada benda uji bertahap sampai suatu nilai diatas
tegangan normalnya. Kemudian tegangan dipertahankan tetap dalam waktu terbatas,
jika isolasi peralatan tidak tahan memikul tegangan lebih tersebut,akan terjadi
arus bocor yang besar.
·
Pengujian Peluahan (Discharge
Test) : mengukur tegangan yang membuat terjadinya peluahan pada benda uji.
tegangan uji diberikan diatas tegangan pengujian ketahanan dan dinaikkan secara
bertahap sampai terjadi peluahan, hasil pengukuran dinyatakan dalam keadaan
standar.
·
Pengujian kegagalan (Breakdown
Test) : mengukur tegangan tembus benda uji, tegangan ini lebih tinggi dari
tegangan peluahan dan dinaikkan secara bertahap sampai benda uji tembus
listrik.
·
Pengujian Tembus listrik
dielektrik padat Pengujian waktu singkat
(short time test) : kenaikan tegangan tertentu dilakukan untuk waktu 10 – 20s.
·
Pengujian bertegangan (step by
step test) : tegangan awal dipilih 50% nilai taksiran tegangan tembus, dengan
waktu tertentu secara bertahap tegangan dinaikkan sampai terjadi tembus.
·
Pengujian dengan kenaikan
tegangan perlahan (slow rate of rise test) : hasil uji awal diperoleh dari uji
singkat, lalu tegangan dinaikkan perlahan hingga terjadi tembus listrik dengan
syarat waktu tembus harus lebih dari 120s
Pengujian
dengan Tegangan Tinggi Arus Searah
Pengujiaan
dengan menggunakan tegangan tinggi arus searah adalah untuk mengetahui
perbandingan antara penggunaan tegangan tinggi ac dan dc akibat adanya efek
mengulit pada tegangan arus bolak-balik.Karena itu, pengujian dengan
menggunakan tegangan tinggi dc harus menghasilkan tegangan ketahanan, tegangan
pelepasan dan tegangan kegagalan yang lebih tinggi dibanding tegangan tinggi
ac.
Pengujian Ketahanan dalam Udara
Pengujian
ketahanan dalam udara diterapkan selama dua menit, dan spesimen diperiksa
apakah terjadi kerusakan atau hal yang abnormal.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil pengujian yang benar-benar perlu diperhatikan adalah :
1. Tekanan
udara.
2. Suhu (udara
kering atau basah).
3. Kelembaban
udara.
ü
Faktor Koreksi Keadaan Udara
Berdasarkan
standard IEC Recomendation, Publication 52 dinyatakan bahwa untuk standard sela
bola tertentu berlaku suatu tegangan lompatan api tertentu. Dan berdasarkan
Japanese Industrial Standard (JIS) C-3801 dan Japanese Electrotechnical
Committe, (JEC) standard 106, dinyatakan bahwa :
-
Tekanan barometer ............................. 760 mm Hg / (1013 mbar)
-
Suhu sekeliling ............................. 20° C
-
Kelembaban mutlak ............................. 11 gram / m3
Mengingat
pengujian dilakukan pada kondisi suhu, tekanan udara dan kelembaban udara di
ruangan yang berbeda-beda dengan standard tersebut di atas, maka untuk dapat
membandingkan hasil-hasil pengujian dengan tabel-tabel normalisasi yang ada,
diperlukan rumus-rumus yang dapat mengubah hasil-hasil tersebut dalam keadaan
standard. Hal ini diperlukan untuk dapat mengetahui apakah spesimen yang akan
diuji memenuhi syarat atau tidak.
ü
Koreksi terhadap Tekanan Udara dan
Suhu
Hasil
pengujian tersebut harus dikoreksi terhadap keadaan standard, dengan rumus:
VS
= VB / d (1)
di mana : VS =
tegangan loncatan api pada keadaan standard
VB
= tegangan loncatan api yang diukur pada keadaan setempat
d = kepadatan udara relatif (relative
air density)
=
(bB /760)[(270 + 20) / (273 + tB)]
= 0,386 bB/(273
+ tB)
Sedangkan, bB adalah tekanan udara pada waktu pengujian
(mmHg) dan tB adalah suhu sekeliling pengujian (°C)
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian materi diatas yaitu sistem Trasnmisi Arus DC
pembangkit listrik dapat disimpulkan bahwa sistem ini memiliki kekurangan serta
kelebihan dan dalam prinsip kerjanya harus dilakukan dengan tiga metode dalam saat menjalankan system ini secara
berkala yaitu :
1.
Pembangkitan
2.
pemeliaharaan
3.
pengujian
hal itu dilakukan agar sistem ini berjalan dengan baik
dan efisien
Komentar
Posting Komentar